Event musik tahunan Jazz Kotabaru akan kembali digelar. Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Jazz Kotabaru akan berkolaborasi dengan agenda Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, yakni Tour De Kotabaru yang akan berlangsung tanggal 8-9 Februari 2025. Sedangkan untuk pertujukan musik Jazz Kotabaru sendiri akan berlangsung tanggal 8 Februari 2025 mulai pukul 18.00 WIB dengan mengambil venue di Lapangan Parkir Mc Donald’s Jl Sudirman, Yogyakarta.
Mengusung tema “Srawung” yang maknanya bukan sekedar perjumpaan, tetapi juga saling belajar dan berbagi inspirasi, Jazz Kotabaru tahun ini akan menampilkan beberapa musisi diantaranya ada Vertigong, No Brain, Pads Band, Jazz Mben Senen hingga Sastromoeni.
“Jazz adalah musik yang fleksibel dan terbuka, mencerminkan keberagaman yang ada di Kotabaru. Ini bukan sekadar tontonan, tapi juga gerakan yang menunjukkan bagaimana Yogyakarta tetap menjaga kerukunan. Srawung juga mencerminkan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pariwisata, Masjid Syuhada, dan Gereja Kotabaru,” kata Aji Wartono selaku Co-Founder Jazz Kotabaru.
Jazz Kotabaru yang awalnya bernama jazz syuhada mengambil nilai bersejarah itu sebagai filosofi untuk mengenang para pejuang dan pahlawan (syuhada) yang ikut memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Jazz Kotabaru lahir atas inisiatif beberapa pihak untuk mengenalkan kawasan bersejarah Kotabaru-Yogyakarta, sekaligus sebagai media perjumpaan berbagai ragam komunitas dengan latar belakang yang beragam (suku, agama, profesi, dan lainnya) untuk keharmonisan dan kehidupan yang inklusif di Kotabaru, Yogyakarta.
Dalam perkembangannya Jazz Kotabaru berkolaborasi dengan komunitas dan kelompok di Yogyakarta seperti Anak Muda Masjid, Orang Muda Katolik, Remaja Gereja, Komunitas Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, Pemerintah, dan Organisasi kemahasiswaan dari berbagai Kampus di Yogyakarta.
Jazz Kotabaru menjadi peristiwa kebudayaan karena prosesnya yang mempertemukan beragam komunitas yang saling bekerjasama dengan semangat kesukarelawanan, memperkokoh keberagaman, dan kemanusiaan.
Kotabaru menjadi penting dalam konteks historis perjalanan sejarah Kota Yogyakarta. Kawasan ini menjadi saksi perjalanan peristiwa-peristiwa penting. Pada masa kolonial menjadi milestone pembangunan kawasan hunian modern. Pada masa Jepang menjadi kawasan hunian dan aktifitas militer. Pada masa kemerdekaan kawasan ini tidak terlepas sebagai peran pendukung bagi Yogyakarta sebagai ibukota Republik. Beberapa bangunan di Kotabaru juga menjadi kantor lembaga negara pada masa kemerdekaan, seperti Kolase Ignatius yang menjadi kantor Kementrian Pertahanan, dan Museum Sandi yang pernah menjadi kantor Kementerian Luar Negeri. Kotabaru juga menjadi saksi atas perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan, terutama pada saat peristiwa Penyerbuan Kotabaru.