Meskipun Banda Neira telah memutuskan untuk bubar pada bulan Desember tahun 2016, namun nama Banda Neira masih kerap menjadi bahan percakapan. Bahkan lagu-lagunya masih diputar dan dinyanyikan diberbagai tempat. Artinya, meskipun nama mereka tak lagi menghiasi pamflet-pamflet huru-hara musik, namun menancap kekal di ingatan pendengar lama, dan selalu memiliki jalan untuk menemukan pendengar baru.
Dan kini setelah sewindu hiatus, Banda Neira bersama Bojakrama Press akan merilis ulang album ‘Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti’ dalam format piringan hitam. Album tersebut, akan resmi dirilis pada 21 Oktober 2024, tepat pukul 20.00 WIB.
Kabar terbitnya piringan hitam album Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti ini menjadi obat rindu bagi pendengar Banda Neira. Meskipun kemungkinan reuni nyaris mustahil, tetapi mendengarkan karya Banda Neira dalam format rilisan fisik adalah obat mujarab untuk memanggil ulang ingatan-ingat tentang album pamungkas Banda Neira. Pada rilisan kali ini, repetoar-repetoar album Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti di-mastering ulang oleh Hamzah Kusbiyanto, di Raciksuara Studio.
Baik Banda Neira maupun Bojakrama Press bersepakat bahwa penerbitan album ini dalam format piringan hitam, akan dikerjakan secara kolaboratif. Tak hanya antara musisi dan pihak label rekaman, tapi juga pendengar. Sedikit bocoran, nanti selain piringan hitam, akan ada sebuah zine berisi catatan-catatan pengalaman mendengar album “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti” yang ditulis oleh pendengar.
“Kami membutuhkan bantuan dari kawan-kawan pendengar untuk mencurahkan pikiran sekaligus pengalaman personal atas album ini. Kami akan membuka ruang kolaborasi selebar-lebarnya. Kebahagiaan penerbitan ulang album ini bukan hanya milik band, ataupun label saja. Tapi ini adalah milik kita semua. Milik kawan-kawan yang telah bersetia dan merayakan album ini,” kata Agus Egha dari Bojakrama.
Sementara Ananda Badudu mengatakan bahwa ia begitu gembira ketika akhirnya album ini diterbitkan dalam format piringan hitam.
“Ada semacam pandangan di kepala saya kalau vinyl itu barang mewah, yang menempati kasta tertinggi rilisan fisik. Sementara Banda Neira dan album-album yang saya dan Rara bikin saat kami masih aktif adalah album-album yang dibikin mulanya untuk semata-mata untuk bersenang-senang dan berkarya untuk memuaskan batin saja. Semua yang terjadi di Banda Neira mengalir begitu saja tanpa banyak direncanakan.” kata Ananda Badudu.
Kejutan tak hanya berhenti disitu saja. Rencananya, piringan hitam album “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti” ini, akan terbit dalam tiga varian warna: kuning, hijau, dan hitam. Salah satu yang menarik di konsep penerbitan kali ini adalah, Bojakrama Press telah mempersiapkan versi khusus yang hanya bisa didapatkan di toko-toko rilisan fisik.
“Ini adalah bentuk terimakasih kami kepada toko-toko musik yang senantiasa selalu menyokong dan membantu kami dan artis mendistribusikan karyanya,” kata Septian Dwi Satria, anggota dari kolektif Bojakrama Press.