Joko Pinurbo, seorang penyair kenamaan yang karya-karyanya cukup fenomenal dan banyak dikenal. Pria kelahiran Sukabumi (11 Mei 1962) bernama lengkap Philipus Joko Pinurbo atau juga dikenal juga dengan Jokpin ini merupakan pribadi yang sederhana, bersahaja dan sangat santun. Beliau meninggal dunia pada 27 April lalu di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.
Segudang karya sastranya tak akan lekang oleh waktu, diantaranya Celana (1999), Pacarkecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja (2005), Surat Dari Yogya (2015), Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016), Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (2016), Buku Latihan Tidur (2017), Perjamuan Khong Guan (2020), Salah Piknik (2021), Sepotong Hati di Angkringan (2021), dan masih banyak lagi karya lainnya.
Tiga bulan usai kepergiannya, nama besar Joko Pinurbo kini diabadikan menjadi nama salah satu gang di depan kediaman beliau, di Kampung Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Penamaan Gang Joko Pinurbo sendiri merupakan inisiatif warga sekitar, sebagai salah satu bentuk apresiasi dan pengingat bahwa di kampung tersebut pernah tinggal seorang seniman besar.
Dilansir dari Tribunnews, cerita menarik dimana warga sekitar akhirnya memutuskan menamai gang Joko Pinurbo justru setelah merasakan ‘tamparan’. Bukan tanpa sebab, karena sepanjang Joko Pinurbo tinggal di kampung tersebut, banyak warga yang tidak tau sepak terjang beliau sebagai sastrawan, dan banyak warga yang tidak tau kalo karya-karya Joko Pinurbo memiliki pengaruh yang besar di dunia sastra tanah air.
Pun dengan Joko Pinurbo dan keluarganya, selama hidup bertetangga, mereka membaur sebagai warga biasa dan tidak pernah menunjukkan statusnya sebagai sastrawan besar. Warga hanya sebatas mengetahui kalo Joko Pinurbo berprofesi sebagai penulis saja.
“Terus terang sebelumnya kami kurang ngeh dengan nama besar Beliau di dunia sastra tanah air. Kemudian, waktu peringatan 40 harinya, ada acara Tribute To Joko Pinurbo, di Monumen Serangan Umum 1 Maret, sampai Ngarsa Dalem membacakan puisinya. Kami baru sadar, ternyata beliau tokoh besar. Kami benar-benar tertampar,” kata Agustinus Budi Sutrisno, Ketua Kampung Wirobrajan.
Istri mendiang Joko Pinurbo, Nuraini Amperawati Firmina, membenarkan bahwa sepanjang hidupnya, sang suami tidak pernah mengungkap ‘kebesaran’ karya-karyanya kepada warga masyarakat sekitar, terutama di Kampung Wirobrajan. Oleh sebab itu, ia merasa terharu, karena warga memberikan penghormatan bukan sebatas karena karya-karya Jokpin, tetapi juga kepribadiannya yang bersahaja selama bergaul di lingkungan.
Peresmian nama Gang Joko Pinurbo digelar hari Sabtu, 27 Juni 2024 mulai pukul 15.00 WIB dengan acara yang bisa dibilang sederhana namun cukup meriah, mulai dari teatrikal pantomime, pembacaan sajak, pertunjukan musik, testimoni rekan sejawat hingga angkingan gratis.
Sejumlah tokoh seniman tampak hadir saat peresmian Gang Joko Pinurbo, salah satunya Butet Kartaredjasa.
“Satu hal yang harus kawan-kawan ketahui, saya bersaksi hanya Jokpin adalah satu-satunya orang yang berhasil membuat Raja Jogja, Sri Sultan Hamengku Buwono X, baca puisi!” kata Butet, dikutip dari Mojok.co.
Sri Sultan memang sempat membacakan puisi Jokpin saat peringatan 40 hari kepergiannya di Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta, Rabu (5/6) silam. Demi mempersiapkannya, Butet mengatakan Sri Sultan sangat serius dalam berlatih membaca puisi Jokpin. Butet mengaku mendapat cerita dari ajudan dan Kepala Dinas Kebudayaan.
“konon sebelum membacakan puisi Jokpin, setiap naik mobil berangkat dari keraton ke kepatihan, (Sultan) selalu latihan moco puisi,” lanjutnya.