Gaung Gamelan sebagai rangkaian puncak sekaligus penutup Yogyakarta Gamelan Festival ke-29 (YGF29) sukses digelar hari Minggu (11/8) malam mulai pukul 19.30 WIB di Stadion Kridosono. Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) sendiri merupakan festival tahunan yang mempertemukan para pemain dan pencinta gamelan yang tahun ini mengusung tema ‘Piweling’.
“YGF bukan sekadar perayaan musik, ini adalah perjalanan kembali ke akar kita. Melalui tema “Piweling” kami ingin terhubung kembali dengan asal usul alami kita, menumbuhkan rasa syukur, kebersamaan, dan pertumbuhan. Festival ini berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, melestarikan warisan kita sambil merangkul kemungkinan-kemungkinan baru.” kata Ishari Sahida selaku Program Director saat sambutan penutupan.
Nampak beberapa tamu undangan terlihat menghadiri penutupan Yogyakarta Gamelan Festival 2024 diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan DIY Ibu Dian Lakshmi Pratiwi yang juga membacakan sambutan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengkubuwana X. Kemudian ada KPH. Purbodiningrat selaku penasehat Jogja Festivals, Heri Pemad founder ARTJOG, dan juga Sutradara Film kenamaan Garin Nugroho.
Baca Juga : Yogyakarta Gamelan Festival Ke-29 Usung Tema ‘Piweling’
“Kami yang berbahagia pada malam hari ini, kita semua bisa hadir diacara yang guyup sekali ketika para pelaku, pemain dan penikmat gamelan berkumpul di gaung gamelan sebagai puncak acara Yogyakarta Gamelan Festival. Kita tidak boleh merasa puas dan berbangga diri karena tentu saja kegiatan ini harus selalu bergulir agar gamelan tetap lestari. Dan harapan kami dengan rangkaian Yogyakarta Gemelan Festival yang berlangsung selama satu minggu ini tahun depan YGF bisa lebih spektakuler,”.kata KPH. Purbodiningrat.
Rangkaian Gaung Gamelan menampilkan pertunjukan gamelan yang dimainkan oleh ratusan pemain gamelan secara bersamaan yang tergabung dalam kelompok karawitan dari 14 Desa Budaya binaan Dinas Kebudayaan DIY, diantaranya:
- Kalurahan Argodadi, Sedayu, Bantul
- Kalurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul
- Kalurahan Parangtritis, Kretek, Bantul
- Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
- Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul
- Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul
- Kalurahan Girisekar, Panggang, Gunungkidul
- Kalurahan Taman martani, Kalasan, Sleman
- Kalurahan Sidoluhur, Godean, Sleman
- Kalurahan Widodomartani, Ngempal, Sleman
- Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman
- Kalurahan Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo
- Kalurahan Kalirejo, Kokap, Kulon Progo
- Kalurahan Brosot, Lendah, Kulon Progo
Selain itu ada kelompok gamelan komunitas antara lain Kyai Kanjeng, AKNSB (Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya), Gendhing Bahana UAD dan Karawitan Putri Bantul.
Pertunjukan Gaung Gamelan ini memainkan empat gendhing klasik gaya Yogyakarta yang telah dibagikan sebulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari oleh masyarakat luas sebagai pengetahuan atau dapat dipakai untuk berpartisipasi di dalam program ini. Dua lancaran yang dimainkan diawal adalah Lancaran Desa Budaya dan Lancaran Kuwi Apa Kuwi, kemudian Lancaran Ladrang Piweling dan Gundhul-gundhul Pacul menjadi penutup acara dimainkan oleh delapan belas kelompok karawitan.
Selain pertunjukan utama Gaung Gamelan juga ada performance dari Saron Groove (Gayam16-Yogyakarta), Drummer Guyub Yogyakarta (Yogyakarta), Anteng Kitiran (Yogyakarta), dan Sanggar Sritanjung (Banyuwangi).
Kemeriahan Gaung Gamelan semakin terasa dengan stan kuliner dan kerajinan di sekitar area pertunjukan. Stand ini menghadirkan aneka camilan, antara lain menu angkringan, kacang rebus, jagung rebus, wedang ronde, sate kere, dan sebagainya.